Gunung Andong via Sawit (2024)

Basecamp gunung Andong via Sawit terletak di Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, sekitar 15 menit dari tempat wisata Kopeng atau sekitar 45 menit dari Kota Salatiga. Selain basecamp Sawit, di Kecamatan Ngablak terdapat 2 basecamp lagi, yaitu basecamp Pendem dan Gogik. Ketiga basecamp ini letaknya berdekatan, yang masing-masing berjarak sekitar 500 meter. 

 

Gunung Andong mempunyai 3 puncak, yaitu Puncak Andong, Puncak Alap-alap, dan Puncak Makam. Pendakian melalui basecamp Sawit akan menuju ke Puncak Makam terlebih dahulu, baru kemudian Puncak Andong, dan Puncak Alap-alap. Pendakian melalui basecamp Pendem dapat ke Puncak Makam atau ke Puncak Alap-alap lebih dahulu. Sedangkan pendakian melalui basecamp Gogik akan menuju Puncak Alap-alap terlebih dahulu.

 

Gunung Andong dari Basecamp Sawit

Basecamp Sawit adalah basecamp pendakian gunung Andong yang paling populer dan paling lengkap fasilitasnya. Untuk menuju basecamp Sawit, dapat menggunakan google maps, arahkan ke “Basecamp Gunung Andong Taruna Jaya Giri Sawit” atau ke “Villa Omah Singgah Gunung Andong”. Jalan menuju basecamp Sawit cukup bagus dan cukup lebar untuk dilalui mobil.

 

Rabu pagi tanggal 10 April 2024, setelah shalat Iedul Fitri, kami mudik dari Bandung ke Solo. Sesampainya di Solo, setelah shalat Ashar kami bertiga langsung menuju basecamp Sawit. Jam 5 sore kami tiba di Villa Omah Singgah di basecamp Sawit, yang telah kami pesan sebelumnya. Untuk memesan Villa Omah Singgah dapat menghubungi 0812-2512-5446, sedangkan untuk mengetahui info pendakian gunung Andong dapat mengakses Instagram @infoandong.

 

Villa Omah Singgah

Loket registrasi pendakian berada di sebelah Villa Omah Singgah. Di sepanjang jalan di dusun Sawit, banyak rumah yang dibuka untuk basecamp pendakian serta warung yang menyediakan berbagai keperluan pendakian dan tempat parkir kendaraan. Biaya registrasi pendakian gunung Andong adalah 20 ribu rupiah per orang, yang terdiri dari 15 ribu untuk tiket pendakian dan 5 ribu untuk kas dan kebersihan.

 

Loket Registrasi Pendakian

Kamis 11 April 2024 jam 04.35, setelah shalat Subuh, kami memulai pendakian. Cuaca cerah berawan, dengan suhu yang tidak terlalu dingin. Ada dua kelompok pendaki lain yang mendaki dari basecamp Sawit pada pagi itu, yaitu dari Jogja dan Salatiga, yang sudah lebih dulu berangkat dibanding kami.

 

Dari villa tempat kami menginap sampai gerbang pendakian berjarak sekitar 650 meter, dengan waktu sekitar 10 menit melewati jalan aspal dan jalan beton. Jalan sangat jelas, dengan petunjuk arah di setiap percabangan.

 

Tugu Andong via Sawit

Dari villa sampai dengan tugu Andong via Sawit, jalan menurun. Setelah tugu, jalan menanjak sampai gerbang pendakian via Sawit. Jika jalan ini diteruskan maka akan sampai juga ke gerbang pendakian via Pendem dan via Gogik.

 

Gerbang Pendakian

Gerbang pendakian cukup megah, tapi yang lebih istimewa adalah jalur pendakiannya yang dilapisi dengan batu dan berpagar tembok. Jalan batu ini selebar sekitar 3 meter dengan panjang sekitar 200 meter. Jalan batu ini melintasi kebun sayur hingga perbatasan ke hutan.

 

Jalan Batu

Memasuki hutan, jalur pendakian berubah menjadi tangga-tangga semen. Jalur tangga semen ini juga sekitar 200 meter panjangnya. Di akhir tangga semen ini ada warung, tapi warungnya tidak buka saat kami ke sana. 

 

Tangga Semen

Setelah warung, jalur pendakian berubah menjadi jalan tanah yang cukup lebar dan jelas. Di setiap percabangannya nanti akan ada petunjuk jalan. Percabangan pertama yang ditemui adalah percabangan jalur lama dan jalur baru. Jalur yang disarankan adalah jalur lama, karena jalur ini lebih landai dan ada mata air. Jalur baru dibuat karena dulu pernah terjadi longsor di jalur lama. Sekarang jalur lama sudah diperbaiki.

 

Percabangan Jalur Lama dan Jalur Baru

Kami juga mengambil jalur lama. Tidak jauh setelah persimpangan jalur lama dan jalur baru, sampailah di Pos I Watu Pocong. Tidak seperti namanya, tempat ini tidak menyeramkan sama sekali. Kami sampai di Pos I ini jam 5.00 atau sekitar 15 menit dari gerbang pendakian. Di Pos I ini terdapat shelter, peta pendakian, dan toilet. Tapi toiletnya tidak berfungsi, karena tidak ada air.

 

Pos 1 Watu Pocong

Lima menit setelah pos 1 terdapat persimpangan dengan jalur Pendem. Seperti sudah disampaikan di awal, jalur Pendem bisa ke Puncak Makam terlebih dahulu dengan melewati jalur Sawit, bisa juga ke jalur Pendem sendiri yang ke Puncak Alap-alap terlebih dahulu.

 

Percabangan dengan Jalur Pendem

Jam 5.15, kami sampai di Pos 2 Watu Gambir. Di pos ini terdapat shelter, toilet, peta pendakian, dan warung. Toilet di pos ini dapat berfungsi dan ada airnya. Warung di pos ini tidak buka pada saat kami ke sana.

 

Pos 2 Watu Gambir


Toilet di Pos 2


Peta Pendakian

Setelah dari pos 2, jalur pendakian berupa batu-batu yang disusun seperti tangga. Medan tangga batu ini cukup panjang hingga pos 3. Di tangga batu ini, kita mesti ekstra fokus pada langkah kaki kita agar mendapat pijakan yang pas.

 

Tangga Batu


Jam 5.40, kami sampai di mata air. Air dari mata air ini dialirkan melalui pipa ke sebuah bilik, jadi malah menyerupai toilet. Mestinya tidak perlu dibuat bilik, cukup diberi atap saja. Kami mengambil tiga botol air ukuran 600 ml di mata air ini untuk dimasak di puncak.

 

Mata Air


Mendekati pos 3, medan sudah mulai terbuka. Langit pun mulai terang. Sebelum pos 3, terdapat percabangan jalur lama dan jalur baru. Kami sampai di Pos 3 jam 5.50. Di pos 3 ini terdapat shelter dan peta perjalanan.

 

Pos 3 Gambar Wayang

Dari pos 3 dapat dilihat puncak gunung Andong di arah utara. Di arah tenggara, dapat dilihat gunung Merbabu dan Merapi. Di arah timur nampak dari kejauhan gunung Sumbing dan Sindoro. Kami banyak berfoto dan menikmati keindahan alam di sini.

 

View Gunung Merbabu dan Merapi

View Sumbing dan Sindoro

Jam 6.10 kami sampai di percabangan puncak makam dan puncak Andong. Makam ini adalah makam Ki Joko Pekik, seorang ulama penyebar agama Islam di sana. Di puncak makam ini terdapat toilet yang cukup bersih. Dari puncak makam dapat dilihat view puncak Andong dan puncak Alap-alap.

 

Puncak Makam


View Puncak Andong dan Puncak Alap-alap dari Puncak Makam

Jam 6.15 kami sampai di Puncak Andong, 1726 mdpl. Sudah ada tiga kelompok pendaki lain yang lebih dulu sampai ke puncak dibanding kami. Puncak Andong berupa dataran memanjang, yang dapat menampung puluhan tenda. Di ujung terdapat warung Tenda Biru, yang buka pada saat kami ke sana.

 

Di Puncak Andong

Kami hanya berfoto dan menikmati pemandangan sebentar di puncak Andong, karena suasananya sudah cukup ramai di sini. Kami akan mencari tempat yang lebih sepi untuk beristirahat. Kami melanjutkan ke puncak Alap-alap melewati punggungan yang dinamakan Jembatan Setan. Di punggungan ini, kami bertemu dengan beberapa pendaki yang dari arah Pendem. 

 

Punggungan menuju Puncak Alap-alap

Kami sampai di puncak Alap-alap jam 6.50. Puncak Alap-alap mempunyai ketinggian 1692 mdpl. Puncak Alap-alap juga berupa dataran memanjang yang dapat untuk mendirikan belasan tenda. Luas puncak Alap-alap  kira-kira sepertiga luas dari puncak Andong. Di sini juga ada warung, yaitu warung Pak Ompong.

 

Di Puncak Alap-alap

Meskipun puncak Alap-alap lebih rendah dari puncak Andong, tugu di puncak Alap-alap jauh lebih bagus dan lebih besar dibanding tugu di puncak Andong. Tugu di puncak Alap-alap terlihat lebih permanen. Di prasastinya seolah-olah mengatakan bahwa puncak Alap-alap adalah puncaknya basecamp Pendem.

 

Peta di Tugu Puncak Alap-alap

Kami beristirahat di puncak Alap-alap cukup lama. Setelah berfoto, memasak dan makan mie instan, kami menikmati keindahan alam dan mengabadikannya dalam lukisan cat air. Tidak terasa hampir 2 jam kami di sini.

 

Melukis di Puncak Alap-alap

Jam 8.30 kami mulai jalan dari puncak Alap-alap ke puncak Andong. Dari puncak Andong ke puncak Makam untuk mampir ke toilet. Kami berjalan dengan sangat santai, banyak mengambil foto dan video. Jam 10.00 kami sampai kembali di gerbang pendakian.

 

Kami bersyukur cuaca cukup cerah selama kami mendaki, jauh lebih bagus dari ramalan cuaca yang mengatakan cuaca cerah berawan hanya sampai jam 9, dan setelahnya mendung yang berpotensi hujan.


Jam 10.30 kami sampai kembali ke villa. Kami langsung mandi, ganti baju, packing, dan memasukkan barang ke dalam mobil. Jam 12.00, begitu kami masuk mobil, hujan mulai turun. Rupanya hujannya menunggu sampai kami siap meninggalkan Dusun Sawit. Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah ..

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Gede Pangrango

Gunung Palasari

Gunung Bukit Tunggul (2019)