Empat Puluh Hari di Tanah Suci (Bagian 3)


 

Wukuf di Arafah


Wukuf di Arafah adalah ibadah haji yang terpenting, karena wukuf tidak dapat diwakilkan dan tidak dapat diganti dengan Dam. Semua jamaah haji harus melaksanakan wukuf, di tempat yang sama dan di waktu yang sama. Tidak sah haji jika tidak hadir di Arafah di waktu yang telah ditentukan.

 

Wukuf adalah berdiam diri, merenung, berdoa memohon ampunan Allah. Wukuf dilakukan mulai dari waktu Dhuhur hingga terbenamnya matahari di padang Arafah. Wukuf diawali dengan shalat jamak qashar taqdim Dhuhur dan Ashar.


Rabu 27 Juni 2023 bertepatan dengan 9 Dzulhijah, kami menuju Arafah dari Mina jam 10 pagi. Jarak Mina ke Arafah sekitar 15 km. Jam 10.30 kami sampai di Arafah. Lalu lintas masih sangat lancar.

 

Suhu di Arafah sangat panas, sekitar 45 derajat celcius, terpanas sepanjang 5 tahun terakhir. Kami ber wukuf di depan toilet yang baru dibuka, di dekat bis kami. Sehingga jika kepanasan kami bisa kembali ke bis yang AC-nya terus dinyalakan.


Kami wukuf sampai maghrib. Setelah maghrib kami langsung naik bis menuju Muzdalifah. Namun pada saat yang bersamaan jamaah lain juga meninggalkan Arafah, sehingga kemacetan tak terhindarkan.

 

Batas Wilayah Arafah

Di Padang Arafah

Wukuf di Arafah

Pembagian Makanan oleh Kerajaan Arab Saudi

Mabit di Muzdalifah


Begitu matahari terbenam kami segera meninggalkan padang Arafah menuju Muzdalifah. Jarak antara Arafah dan Muzdalifah sekitar 15 km. Karena jalannya sangat padat, baru jam 21.30 kami sampai di Muzdalifah.

 

Suasana sudah sangat ramai di Muzdalifah. Jamaah haji sudah bergeletakan tidur di semua tempat. Sesampainya di Muzdalifah, kami langsung shalat jamak takhir Maghrib dan Isyak. Setelah itu makan malam, dan mencari tempat untuk tidur.

 

Mabit adalah tidur atau bermalam. Mabit di Muzdalifah hukumnya wajib, jika meninggalkannya dikenakan dam. Selain tidur, selama mabit di Muzdalifah disunatkan mengumpulkan batu untuk melempar jumroh esok hari.

 

Kami mabit di Muzdalifah sampai jam 12.30 malam. Setelah itu kami bergerak ke Masjidil Haram untuk melakukan Thawaf Ifadhah.

 

Mabit di Muzdalifah

Mabit di Muzdalifah

Thawaf Ifadhah


Setelah melaksanakan Mabit di Muzdalifah, jam 12.30 malam kami bergerak ke Masjidil Haram menggunakan bus. Jarak Muzdalifah ke Masjidil Haram sekitar 11 km. Kami sampai di Masjidil Haram sekitar jam 2.30 pagi, dan langsung melaksanakan Thawaf Ifadhah.

 

Sebetulnya ada 2 pilihan setelah selesai Mabit di Muzdalifah. Yang pertama melaksanakan Lempar Jumroh, yang kedua melaksanakan Thawaf Ifadhah. Kami memilih yang kedua, karena umumnya jamaah haji yang lain memilih Lempar Jumroh dulu. Jadi tidak terlalu padat pada saat Thawaf Ifadhah.


Setelah Thawaf, kami melakukan Sa'i dan Tahalul Awal. Dengan Tahalul Awal ini berarti kami sudah boleh melepas kain ihrom, ganti dengan baju biasa.


Kami selesai Thawaf Ifadhah, Sa’i dan Tahalul Awal saat adzan Subuh. Kami shalat Subuh di Masjidil Haram dan menunggu shalat Iedul Adha.

 

Setelah Thawaf Ifadhah

Shalat Ied di Masjidil Haram


Kami menunggu shalat Iedul Adha di pelataran Masjidil Haram yang lengang. Semua jamaah haji terlihat kelelahan dan mengantuk setelah kemarin wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Thawaf Ifadhah.


Pukul 06.00 shalat Iedul Adha dimulai. Pelataran Masjidil Haram masih kosong, jamaah haji masih banyak yang lalu lalang. Tampak bahwa tidak ada yang istimewa dengan shalat Iedul Adha di Masjidil Haram.

 

Jamaah Shalat Iedul Adha di Masjidil Haram tidak sebanyak yang kami kira. Hal ini disebabkan karena jamaah haji sebagian besar menuju ke Mina untuk lempar jumrah, setelah dari Muzdalifah. Hanya sebagian kecil jamaah haji yang berada di Masjidil Haram.

 

Sebelum Shalat Iedul Adha

Macet di Mina


Hari Iedul Adha tanggal 28 Juni 2023 jalan-jalan di Mina dipenuhi jamaah haji yang bergerak dari Muzdalifah ke Mina untuk melakukan Lempar Jumroh. Jalan selebar sekitar 50 meter sepanjang beberapa kilometer dipenuhi manusia. Tidak ada mobil yang bisa lewat. Situasi ini berlangsung dari dini hari sampai siang.


Kami yang pagi itu berada di Masjidil Haram kesulitan balik ke hotel di Mina. Bis jemputan tidak bisa jalan. Akhirnya kami mesti naik taksi, berebut taksi dengan ribuan orang yang mengalami hal yang sama.


Naik taksi pun bukan berarti bisa sampai tujuan. Macet di mana-mana. Banyak jalan diblokir. Setelah berputar tiga kali melewati jalan yang sama, akhirnya kami putuskan turun dari taksi dan jalan kaki ke hotel. Beruntung kami hanya jalan 750 meter ke hotel, ada teman yang mesti jalan 3 km dari lokasi turun taksi sampai ke hotel.

 

Macet di Jalanan Mina

Macet di Jalanan Mina

Melempar Jumroh


Prosesi melempar jumroh dilakukan di Mina pada tanggal 10 sampai 13 Dzulhijah. Pada tanggal 10 melempar Jumrah Aqabah. Pada tanggal 11, 12, 13 melempar Jumrah Ula, Wusto dan Aqabah.


Waktu utama untuk melempar Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijah adalah pagi hari. Oleh karena itu jamaah haji yang bergerak dari Muzdalifah berlomba-lomba sampai di Mina pada pagi hari.

 

Untuk menghindari kepadatan jumrah, kami melempar jumrah pada malam hari. Kami berangkat jam 2 pagi dari hotel dengan berjalan kaki. Jarak dari hotel ke lokasi melempar jumrah sekitar 1,5 km.


Sampai di lokasi jumrah, yang pertama kami lakukan adalah melempar Jumrah Aqabah sebanyak 7 kali. Kemudian mabit sampai masuk waktu Subuh. Setelah shalat Subuh, kami melempar Jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah masing-masing 7 kali.

 

Tugu sasaran melempar jumrah berupa tembok sepanjang sekitar 20 meter. Tugu Jumrah Ula, Wusta, dan Aqabah berbentuk sama, dengan jarak masing-masing sekitar 100 meter. Kerikil untuk melempar jumrah adalah seperti batu split sebesar kelereng, yang dikumpulkan di botol air mineral.

 

Lokasi Lempar Jumroh

Melempar Jumroh

Melempar Jumroh Kedua


Tanggal 12 Dzulhijjah kami melakukan lempar jumroh yang kedua. Jam 02.00 kami berangkat dari hotel. Anggota rombongan yang lemah kami tinggalkan, melempar jumrohnya diwakilkan atau dibadalkan, karena kami akan menempuh perjalanan yang lebih panjang.

 

Menuju Masjid Khaif

Masjid Khaif

Di Dalam Masjid Khaif

Pada lempar jumroh yang kedua ini, kami mabit dan shalat Subuh di Masjid Khaif, yang berada di dekat tenda-tenda jamaah haji Mina. Setelah shalat Subuh, kami mulai berjalan ke lokasi jumroh. Kami mengambil jalan memutar melewati tenda-tenda jamaah haji.

Fajar di Perkemahan Haji Mina
Menuju Lokasi Lempar Jumroh
Menuju Lokasi Lempar Jumroh


Perjalanan cukup jauh dan padat. Ribuan jamaah haji berduyun-duyun menuju lokasi lempar jumroh. Waktu setelah matahari terbit adalah waktu yang paling afdol untuk lempar jumroh.

 

Jam 07.00 kami sampai kembali di hotel. Secara total kami berjalan sekitar 12 km pagi ini. Dengan selesainya lempar jumroh hari ini, berarti kami telah menyelesaikan seluruh prosesi haji. Alhamdulillah kami diberikan kekuatan dan kelancaran.

 

Tour ke Thaif


Setelah selesai menjalani prosesi ibadah haji, sambil menunggu jadwal kepulangan ke tanah air, kami tour ke Thaif.


Thaif adalah kota wisata yang terletak sekitar 100 km di timur kota Mekkah. Thaif berada pada ketinggian sekitar 1700 mdpl, menjadikan kota ini berhawa relatif sejuk dan hijau.


Thaif adalah kota bersejarah, di mana Nabi Muhammad pada awal-awal tahun kenabiannya pernah berdakwah di kota ini.

 

Di Thaif kami mengunjungi Masjid Abdullah bin Abbas, yang berdampingan dengan makam beliau di samping masjid ini. Abdullah bin Abbas adalah sahabat Nabi, yang banyak merawikan hadits-hadits Nabi.

Gerbang Masjid Abdullah bin Abbas
Masjid Abdullah bin Abbas

Eskrim di Parkiran Masjid Abdullah bin Abbas


Selain itu kami mengunjungi tempat penyulingan bunga mawar, Masjid Addas, Masjid Ku', dan terakhir ke tempat kereta gantung Al Hada.

 

Penyulingan Bunga Mawar

Makan Nasi Mandhi

Kereta Gantung

Kami sampai kembali di Mina saat matahari terbenam, melewati tenda-tenda haji yang sepi karena sudah mulai ditinggalkan jamaah haji.

 

Perkemahan Haji di Mina

Thawaf Wada


Thawaf Wada adalah thawaf perpisahan dengan Baitullah. Setelah selesai melaksanakan prosesi haji, sebelum meninggalkan Tanah Haram, jamaah haji berpamitan kepada Ka'bah.


Thawaf Wada hanya Thawaf saja mengitari Ka’bah tujuh putaran, tidak disertai Sa'i seperti halnya Thawaf Qudum atau Thawaf pertemuan dengan Baitullah. Pada saat Thawaf Wada’ ini sebetulnya sudah tidak diwajibkan memakai kain ihrom, tetapi untuk kehati-hatian kami tetap memakai kain ihrom.


Kami melakukan Thawaf Wada pada tanggal 4 Juli 2023, menjelang shalat Ashar. Kami berpamitan ke Baitullah, untuk esok kembali ke tanah air.

 

Thawaf Wada

Selesai Thawaf Wada

Pulang ke Tanah Air


Rabu 5 Juli 2023, setelah Shalat Subuh kami meninggalkan hotel di Mina menuju Jeddah. Ada perasaan gembira karena akan bertemu kembali dengan keluarga, ada juga perasaan sedih karena harus berpisah dengan tanah suci.


Jam 7 pagi kami sampai bandara King Abdulaziz Jeddah. Tapi baru jam 10 kami mulai proses check in. Suasana cukup chaos pada saat kami check in. Akhirnya jam 12.00 kami bisa naik ke pesawat, meskipun 1 koper kami harus ditinggal.

Bandara Jeddah

Bandara Bangkok


Penerbangan kami yang pertama ini adalah Jeddah - Bangkok, yang ditempuh dalam 8 jam. Sampai di Bangkok jam 12 malam. Dan dilanjutkan Bangkok - Jakarta jam 8 pagi.

Penerbangan ke Jakarta


Kamis 6 Juli 2023jam 12 siang kami sampai di Jakarta. Alhamdulillah ... syukur yang tak terkira ... kami bisa menginjakkan kaki lagi di tanah air.

 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Gede Pangrango

Gunung Palasari

Gunung Bukit Tunggul (2019)