Gunung Manglayang (2019)


Gunung Manglayang dari Ujung Berung

Manglayang adalah gunung yang paling dekat dengan kota Bandung, khususnya dari Bandung timur. Bagi yang tinggal di Ujung Berung, Jatinangor dan sekitarnya, setiap hari akan melihat Manglayang.

Gunung Manglayang merupakan salah satu rangkaian legenda penciptaan kota Bandung. Dalam Legenda Sangkuriang, Gunung Manglayang adalah sumbat atau penutup Danau Bandung Purba, yang dilemparkan oleh Sangkuriang. Saat Sangkuriang marah karena ditolak oleh Dayang Sumbi, Sangkuriang mengeringkan Danau Bandung dan menendang perahu yang dibuatnya.

Gunung-gunung dalam rangkaian Legenda Sangkuriang adalah Tangkuban Perahu, Burangrang, Bukit Tunggul, dan Manglayang. Dari rangkaian gunung ini, Manglayang adalah gunung dengan ketinggian paling rendah. Tetapi Manglayang adalah gunung yang paling indah pemandangannya, karena medannya yang relatif terbuka dibanding ketiga gunung lainnya.

Pendakian Manglayang bisa dilakukan dari beberapa lokasi. Jalur pendakian yang paling banyak digunakan adalah dari Baru Beureum dan Batu Kuda. Baru Beureum adalah titik akhir atau ujung jalan dari arah Jatinangor, UNPAD/ITB Jatinangor, Kiara Payung, terus ke atas, sampai Baru Beureum. Kiara Payung terkenal sebagai lokasi Jambore Pramuka.

Batu Kuda adalah lokasi wisata yang sedang naik daun dan terus berbenah. Wisata Batu Kuda dapat dicapai dari jalan Ujung Berung. Kalau dari arah barat, setelah pasar atau alun-alun Ujung Berung, belok kiri. Jalan relative kecil dan berbelak-belok naik-turun. Jika naik mobil memang harus sedikit bersabar dan hati-hati. Ikuti GPS di smartphone, pasti akan sampai. Dari pasar Ujung Berung ke Batu Kuda sekitar 30 menit.

Sabtu tanggal 7 September 2019, sekitar jam 8 pagi kami sampai di Batu Kuda. Situasi sudah cukup ramai. Tempat parkir mobil juga sudah hampir penuh. Tiket masuk Kawasan wisata cukup murah. Umumnya pengunjung wisata Batu Kuda adalah mereka yang mau camping, gathering, atau piknik. Hanya sebagian kecil yang mau mendaki gunung. Kami berempat adalah rombongan pendaki pertama pagi itu.
 
Lokasi Wisata Situs Batu Kuda

Setelah mengisi buku pendaftaran, berjalan masuk melewati tugu tulisan Wana Wisata Batu Kuda. Jika lurus ke arah situs Batu Kuda, jika mau mendaki gunung ke kiri melintas area camping. Dari sini, sudah terlihat punggungan menuju jalur pendakian Gunung Manglayang.

Punggungan di atas wisata Batu Kuda


Di ujung camping ground Batu Kuda terdapat gardu pandang. Di bawah gardu pandang ini nampak dibersihkan pohon-pohon besar agar tidak menghalangi pemandangan dari gardu pandang. Saat ini masih dalam tahap penataan.

Gardu pandang Batu Kuda
  
Dari gardu pandang ini bisa melihat pemandangan di sebelah selatan Manglayang. Di arah kiri/timur terlihat Gunung Geulis dan Jatinangor. Di arah depan/selatan terlihat jalan tol, proyek kereta cepat, dan Stadion Gedebage.

Pendakian sesungguhnya berawal dari gardu pandang. Trek awal masih cukup bersahabat, berupa jalan setapak tanah yang masih tidak terlalu menanjak. Di beberapa lokasi, terdapat area terbuka yang lumayan luas untuk mendirikan beberapa tenda. Di sebelah kanan, terlihat jalur pendakian dari Baru Beureum.

Puncak Bayangan dari arah Baru Beureum dilihat dari Jalur Batu Kuda

Semakin ke atas, trek semakin terjal. Tetapi tanjakannya masih terbilang lebih “ramah” dibanding dua gunung saudaranya, yaitu Burangrang dan Bukit Tunggul. Dibanding jalur Baru Beureum, jalur Batu Kuda juga lebih “ramah”. Trek jalur Batu Kuda didominasi tanah, hanya sedikit yang berbatu. Tidak seperti jalur Baru Beureum yang didominasi trek batu sampai dengan puncak bayangan.


Trek tanah
  
Trek Batu


Jarak tempuh dari pintu masuk wisata Batu Kuda sampai puncak Manglayang sekitar 3 km (menanjak), waktu tempuh sekitar 2 jam santai. Trek selalu nampak jelas. Kami tidak melihat ada percabangan. Jalur Batu Kuda bertemu dengan jalur Baru Beureum dan jalur lainnya di puncak. Justru yang harus berhati-hati adalah pada saat mengambil jalan pulang dari puncak. Karena jika mengambil jalur yang “salah”, bisa sampai ke bawahnya beda dengan jalur awal.

Puncak Manglayang berketinggian 1818 mdpl. Seperti halnya gunung-gunung di Jawa Barat, di puncak Manglayang juga banyak pohon besar, sehingga justru tidak bisa melihat pemandangan dari sini. Puncak Manglayang cukup luas, bisa untuk mendirikan sekitar 5 tenda. Di sini juga banyak bekas-bekas orang camping, seperti sampah makanan, dan perapian.

Melayang di Puncak Manglayang

Kami di puncak sekitar 30 menit untuk foto-foto dan melihat situasi puncak. Setelah itu turun lagi sekitar 15 menit perjalanan dari puncak, untuk makan siang di antara bebatuan. Kami membawa bekal nasi, dengan lauk abon dan nugget, yang kami bawa dari rumah. Pada saat kami makan ini, lewat 2 rombongan pendaki lain yang mau camping di puncak.

Makan siang

  
Sekitar jam 1 siang kami sampai kembali ke titik awal pendakian di lokasi wisata Batu Kuda. Meskipun pendakiannya cukup singkat, gunungnya tidak terlalu tinggi .. tapi tetap saja, gunung adalah gunung. Manglayang tetap tidak bisa diremehkan. Tetap diperlukan fisik yang baik dan tekad yang kuat untuk mencapai puncaknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Gede Pangrango

Gunung Palasari

Gunung Bukit Tunggul (2019)