Gunung Bukit Tunggul (2019)


Gunung Bukit Tunggul dari arah Lembang

Nama Gunung Bukit Tunggul tidak cukup dikenal, bahkan oleh orang Bandung sendiri. Yang lebih dikenal umumnya adalah perkebunan Bukit Tunggul (sekarang diganti menjadi perkebunan Bukit Unggul). 

Padahal gunung Bukit Tunggul adalah gunung tertinggi di kawasan utara Bandung, dalam deretan gunung Burangrang – Tangkuban Parahu – Bukit Tunggul – Manglayang. Gunung Bukit Tungul berada di timur jika dilihat dari Lembang dan Cikole, dengan bentuk kerucut sempurna.

Pendakian ke Gunung Bukit Tunggul dilakukan dari Pasir Angling atau dari Perkebunan Kina Bukit Tunggul. Keduanya berada di lintasan jalur Maribaya/Cibodas ke Ujung Berung. Desa Pasir Angling dapat dicapai dengan mobil minibus atau bahkan sedan, sedangkan jika melalui perkebunan kina harus menggunakan mobil off-road.


Percabangan ke Pasir Angling

Jika dari arah Maribaya, sekitar 30 menit akan ketemu dengan belokan ke arah Pasir Angling, yang ditandai dengan tugu di sebelah kiri. Belok kiri langsung menanjak sangat tajam, dengan jalan yang sempit. Tapi tanjakan ini tidak terlalu panjang. Sekitar 20-30 menit, sampailah ke Desa Pasir Angling, satu-satunya desa di jalan itu. Mobil dapat diparkir di lapangan volley atau bisa juga sampai masuk ke lokasi wisata di ujung jalan.

Bersama Ketua RW Pasir Angling

Kami memilih parkir di lapangan volley, karena rumah Ketua RW berada di dekat lapangan itu, namanya pak Edi. Kami mampir sebentar di rumah pak Edi, yang dengan ramah menerima kami. Pak Edi juga membuka warung, yang merupakan warung terakhir sebelum masuk ke lokasi wisata.

Jalan dari Desa Pasir Angling ke Pintu Masuk Pendakian

Lokasi wisata yang dimaksud berupa kawasan hutan pinus, tidak ada plang namanya, dan kelihatan juga tidak banyak pengunjung, atau bahkan tidak ada pengunjung. Ada fasilitas warung, mushola dan toilet, tapi tidak terurus.

Pintu Masuk Pendakian

Fasilitas di Lokasi Wisata

Kami memulai pendakian jam 09.00 di pintu gerbang lokasi wisata. Trek berupa jalan tanah. Trek utama cukup lebar sekitar 1 meter yang terlihat jelas banyak dilewati motor, baik motor trail maupun motor pekebun. Trek lainnya berupa jalan setapak, yang kadang sejajar kadang berpisah dengan trek utama, tetapi nantinya akan menyatu di suatu titik.

Medan Hutan Pinus

Medan pendakian Bukit Tunggul dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu medan hutan pinus, medan hutan menanjak, dan medan hutan menanjak ekstrim. Medan awal adalah medan hutan pinus yang indah. Di sela-sela hutan pinus, ditanami pohon kopi. Medan hutan pinus ini ditempuh sekitar 1 jam atau sekitar 2 km. Jalannya sangat jelas, karena sering dilewati motor.

Sepanjang perjalanan dari awal sampai puncak bisa dikatakan tidak ada view sama sekali karena rapatnya vegetasi, baik di kawasan hutan pinus maupun di hutan campuran. Namun di hutan pinus ada satu spot untuk melihat pemandangan ke arah barat, di mana terlihat kota Lembang, dengan gunung Tangkuban Parahu dan gunung Burangrang.

View dari Hutan Pinus

Setelah hutan pinus habis, jalan motor juga berakhir. Medan langsung berubah masuk ke hutan campuran, trek berupa jalan setapak yang sebagian tertutup oleh semak-semak. Sekitar setengah jam atau 1 km masih berupa medan hutan yang sedikit menanjak.

Vegetasi sangat rapat, bahkan sinar matahari hanya sesekali dapat menembus sampai dasar hutan. Di beberapa tempat ditemui pohon tumbang, di mana kadang kita harus meloncati batang pohon dan kadang harus lewat di bawahnya.

Medan Hutan Belantara

Medan terakhir adalah medan hutan menanjak ekstrim dan panjang … seolah tak berhenti, dengan jarak sekitar 2 km atau 1.5 jam perjalanan. Medan ini cukup menguras tenaga, di mana untuk naik maupun turun akan sama sulitnya, apalagi jika di musim hujan.

Vegetasi yang Padat dan Jalan Menanjak

Di sela-sela tanjakan ini, kami beristirahat sebentar di bagian yang datar untuk menambah tenaga dan semangat. Pada pagi itu, dalam perjalanan naik kami tidak ketemu dengan pendaki lain atau dengan petani kopi. Hanya jejak-jejak sampah mereka yang kami temukan di sepanjang perjalanan.

Beristirahat untuk Menambah Tenaga dan Semangat

Kami mencapai puncak Bukit Tunggul jam 12.00, atau dalam 3 jam perjalanan. Puncak Bukit Tunggul ditandai dengan 2 plang kecil berwarna kuning. Plang pertama yang kami temui di tempat datar yang cukup untuk mendirikan 4 tenda, dengan angka ketinggian 2206 mdpl. Sekitar 100 meter dari lokasi ini ada tempat datar lagi yang cukup untuk mendirikan 2 tenda, dengan plang bertuliskan 2209 mdpl.

Pada lokasi plang 2206 mdpl, tempatnya cukup teduh tertutup oleh pepohonan. Sedangkan pada lokasi plang 2209 mdpl lebih terbuka, meskipun tetap saja tidak ada view. Kami makan siang di lokasi plang 2206, dengan bekal yang dibawa dari rumah. Pada saat kami makan siang, datang satu rombongan pendaki yang terdiri 7 laki-laki dan 1 perempuan.

Di Puncak Gunung Bukit Tunggul (dan Puncak Grasberg)

Pada hari ini, Sabtu tanggal 22 Juni 2019, di bagian timur Indonesia, si sulung Arga juga sedang berada di puncak Gunung Grasberg, Papua; untuk melaksanakan Kerja Praktek di PT Freeport Indonesia. We used to go to the mountains together …

Perjalanan turun dari puncak kembali ke Desa Pasir Angling ditempuh dalam waktu 2 jam. Kemiringan ekstrim yang cukup panjang, baik waktu naik maupun turun, cukup melelahkan otot-otot paha, yang dampaknya masih terasa berhari-hari. 

Sambil berjalan turun, kami memunguti sampah-sampah plastik dan bekas-bekas kemasan sepanjang perjalanan. Temuan yang paling berharga adalah plastic bekas ransum Polri bertanggal produksi Pebruari 1995, atau 24 tahun yang lalu, yang masih tampak utuh.

Sampah Berumur 24 Tahun

Mendekati basecamp, kami dikagetkan dengan suara mesin keras menderu-deru, yang ternyata berasal dari rombongan motor trail. Polusi suara dan polusi udara dari knalpot motor trail sangat mencemari suasana keasrian hutan, belum lagi jalan setapak yang rusak oleh roda motor trail. Seharusnya penggiat alam bebas lebih mencintai alam, bukan justru yang merusak alam.

Komentar

  1. Sedih ya klo sampah plastik sudah 24 thn yg lalu, masih mbegegeg tdk terurai .... Tp serba salah juga ya Krn skg praktisnya mmg pake plastik terutama bungkus makanan ... Bungkus daun sdh langka

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya setidaknya bawa kembali turun sampahnya ya

      Hapus
  2. Hi.. saya dhani (mahendradhani.blogspot.com). Mau ucapin terima kasih, kemarin sempat naik gunung satu ini berkat baca blog njenengan, membatun sekali. Salam dari Pak RW (sempat kaget pas saya tunjukan fotonya ada di internet, hehe..).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah bisa membantu .. salam juga untuk pak RW

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Gede Pangrango

Gunung Palasari