Gunung Burangrang via Komando

Burangrang dari Curug Layung (2004)

Burangrang adalah salah satu dari empat gunung di Bandung Utara yang disebutkan di dalam Legenda Sangkuriang. Gunung lainnya adalah Tangkuban Perahu, Bukit Tunggul dan Manglayang. Di dalam Legenda tersebut, gunung Burangrang adalah tumpukan kayu sisa-sisa pembuatan perahu oleh Sangkuriang.

Karena merupakan sisa-sisa kayu, gunung ini terlihat “tidak beraturan”, dengan beberapa puncaknya. Bentuk gunung Burangrang yang mempunyai beberapa puncak ini sangat khas, sehingga dapat dengan mudah dikenali jika dilihat jauh.

Karena legendanya dan bentuknya yang khas, gunung Burangrang cukup populer bagi orang Bandung. Apalagi nama gunung ini juga digunakan sebagai nama jalan di Kota Bandung. Oleh karena itu, bagi yang merasa orang Bandung harus mengunjungi gunung ini.

Gunung Burangrang tidak terlalu tinggi, puncak tertingginya 2050 mdpl. Ada dua jalur pendakian yang biasa digunakan untuk mencapai puncak Burangrang, yaitu dari Curug Layung/Komando di barat dan Legok Haji/SPN di timur. Keduanya mempunyai waktu tempuh yang kira-kira sama, yaitu sekitar 3 jam naik dan 3 jam turun.

Titik Awal Pendakian Burangrang via Komando

Hari Sabtu 4 Mei 2019, kami mendaki Burangrang dari Pos Komando atau lengkapnya Kawasan Latihan Pertempuran Hutan Kopassus, Situlembang. Untuk melewati jalur ini harus meminta izin ke Pos Jaga di pintu gerbang Komando. Jika sedang ada latihan Komando, sudah pasti tidak diizinkan. Jika sedang tidak ada latihan Komando, tergantung pendekatan kita kepada petugas jaganya.

Sebelum sampai ke pintu gerbang Komando, kita harus melewati lebih dulu pintu gerbang Perhutani Curug Layung. Biasanya di sini juga kalo kita bilang mau ke Burangrang sudah dibilang tidak boleh.

Namun ada banyak cara “illegal” kalo kita tetap ngotot mau lewat jalur Komando. Ada jalan setapak dari arah pesantren yang nyambung ke jalur pendakian dari komando. Tapi tentunya resiko ditanggung sendiri, jika ada peluru nyasar dari latihan komando.

Pendakian kami mulai jam 9, setelah beramah-tamah dulu dengan bapak-bapak petugas pos komando. Jalan setapak menuju Burangrang berada di samping pos komando. Sekitar 200 meter dari pos komando, ada pertigaan dengan jalur pendakian dari arah pesantren. Setelah itu, tidak ada percabangan lain sampai puncak.

Medan Hutan Pinus

Total jarak tempuh dari pos komando sampai puncak sekitar 5 km. Pada 1 km pertama melewati hutan pinus yang indah. Jalan masih relatif datar atau sedikit menanjak. Setelah lewat hutan pinus, masuk ke hutan belantara dengan vegetasi campuran. Sampai dengan sekitar setengah perjalanan, medan masih sangat ramah, dengan jalan yang tidak terlalu menanjak.

Medan Hutan Belantara

Setengah perjalanan berikutnya, mulai memasuki area puncak, dengan tanjakan yang cukup ekstrim, kemudian mendatar, menurun, dan menanjak lagi … Ada 3 puncak bayangan sebelum sampai pada puncak tertinggi Burangrang.

Tanjakan menuju 3 puncak bayangan berupa jalan tanah licin, yang di beberapa tempat sangat-sangat terjal, hampir 70-80 derajat, sehingga harus merangkak dengan berpegangan pada akar-akar pohon. Sedangkan tanjakan terakhir menuju puncak utama berupa tanjakan batu.

Tanjakan Akar Pohon

Pada ketiga puncak bayangan dan puncak utama, ada sedikit tempat datar yang dapat digunakan untuk mendirikan beberapa tenda. Banyak jejak-jejak orang yang camping di sini dari bekas galian tenda, sisa api unggun, serta berbagai macam sampah.

Tanjakan Sebelum Puncak Utama

Puncak utama ditandai dengan tugu berwarna oranye, satu sisi bertuliskan Puncak Burangrang dan sisi yang lain bertuliskan prasasti pendidikan Brimob tahun 2013. Tapi tampak bahwa tugu ini sudah ada jauh sebelum tahun tersebut. Di sebelah tugu ini, ada tugu yang lebih kecil atau patok, yang menandakan perbatasan wilayah kabupaten Bandung Barat dan Purwakarta.

Tugu di Puncak Burangrang

Di puncak utama ini view-nya lebih terbuka dibanding puncak-puncak Burangrang yang lain. Jika cuaca cukup cerah, di arah utara akan terlihat Situlembang dengan barak komando-nya serta Gunung Tangkuban Perahu, di arah barat daya terlihat Waduk Jatiluhur dengan bukit-bukit di sekitarnya, di arah tenggara terlihat Gunung Cikuray, di arah timur pemandangan terhalang oleh pepohonan.

View Situlembang dari Puncak Burangrang

Dengan medan yang naik turun dan tanjakan-tanjakan yang ekstrim, perjuangan untuk turun dari puncak Burangrang menuju basecamp tidaklah mudah, paling tidak sampai pertengahan perjalanan. Tapi setengah perjalanan pulang berikutnya medan sudah relative datar, dan kita sudah lupa dengan beratnya tanjakan-tanjakan tadi. Akhirnya sampailah kami di pos komando kembali, tepat 6 jam dari waktu awal pendakian tadi pagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gunung Gede Pangrango

Gunung Singa

Gunung Palasari